RANCANGAN GREENHOUSE UNTUK
TANAMAN
TOMAT BERKAPASITAS
1000
TANAMAN
Oleh
:
Muadz Abdul Rosyid /F14130131
Rizky
Akbar Maharoesman / F14130130
DEPARTEMEN
TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
BOGOR
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Latar Belakang
Tomat (Lycopersicumesculentum Mill.)
merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai banyak manfaat bagi tubuh
manusia. Saat ini, Tingkat konsumsi tomat dimasyarakat terus meningkat. Badan
Pusat Statistik (2011), melaporkan bahwa produksi nasional tomat tahun
2006-2010 terus mengalami peningkatan, nilai produksinya tahun 2006 sebesar
629,744 ton, tahun 2007 sebesar 635,474
ton, tahun 2008 sebesar 725,973 ton, tahun 2009 sebesar 853,061 ton, dan tahun
2010 sebesar 891,616 ton. Namun, kendala seperti rendahnya kualitas dan
produktivitas tomat yang dihasilkan serta keterbatasan lahan serta kondisi
cuaca yang tidak menentu merupakan beberapa faktor kendala dalam pengembangan
usaha budidaya tanaman tomat. Untuk menanggulangi hal tersebut, penerapan
sistem hidroponik yang dipadukan dengan teknologi greenhouse menjadi salah satu alternatif solusi yang dapat digunakan.
Teknologi greenhouse merupakan
sebuah rekayasa teknik yang bertujuan agar lingkungan tumbuh untuk tanaman
sesuai. Teknologi greenhouse saat ini
memiliki kemampuan merekayasa cuaca. Dimana, didalam greenhouse perubahan cuaca dapat direkayasa diantaranya suhu udara,
durasi penyiraman dan sirkulasi udara (Alwi 2011). Sistem pertanian dengan
lingkungan yang terkontrol dimana budidaya tanaman di dalam greenhouse dapat meningkatkan hasil
produksi holtikultura menjadi salah satu solusi dalam rangka Indonesia menuju
swasembada pangan (Abbas, Syam, dan Jaelani 2015). Untuk itu dilakukanlah
perancangan greenhouse untuk tanaman
tomat dengan kapasitas 1000 tanaman. Adapun pengklasifikasian terhadap greenhouse yang akan dirancan berdasarkan jenis bahan konstruksi,
yaitu rumah kasa dengan bahan konstruksi logam dan rumah kasa dengan bahan
konstruksi non-logam (kayu atau bambu) serta berdasarkan ukuran luas bangunan,
yaitu rumah kasa kecil (luas bangunan kurang dari 60 m²), rumah kasa sedang (luas
bangunan antara 60 m² – 200 m²), dan rumah kasa besar (luas bangunan lebih dari
200 m²).
Tujuan
Tujuan dari makalah ini
adalah merancang ukuran greenhouse yang
optimum untuk memenuhi kebutuhan penanaman 1000 tanaman tomat dengan paraeter –
parameter standar untuk perancangan greenhouse
di daerah tropis.
DESKRIPSI MASALAH
Dibutuhkan rancangan greenhouse yang
optimum dari segi dimensi untuk penanaman bibit tomat dengan kapasitas 1000
tanaman. Setiap bibit ditanam dalam polybag berukuran 35 x 40 cm dengan jarak
antar bedengan 100 cm dan jarak antar tanaman 50 cm. Tipe atap greenhouse yang
digunakan adalah Single-span Standard Peak Greenhouse, konstruksinya
menggunakan kayu atau bambu dengan kasa plastik transparan. Dari kontruksi ini
tentukan apakah ini termasuk rumah kasa kecil, sedang, atau besar. Lalu
tentukan optimasi luas permukaan yang paling minimum dinding dan atap berbentuk
separoh silinder, tetapi volume susai rumah kasa yang telah ditentukan
sebelumnya.
ANALISIS DIMENSI DAN DESAIN GREENHOUSE
Analisis yang
dilakukan meliputi 5 hal, yaitu:
1.
Analisis jumlah bedengan dan jumlah tanaman pada setiap
bedengan
2.
Analisis jarak antar bedengan dengan dinding samping,
belakang, dan depan.
3.
Analisis tinggi pondasi, tinggi ruang tanam, luas
permukaan atap, dan tinggi total greenhouse.
4.
Penentuan ukuran pintu.
5.
Perhitungan luas permukaan keseluruhan greenhouse.
1. Analisis jumlah bedengan dan jumlah tanaman pada setiap
bedengan
Batasan masalah :
·
Kapasitas greenhouse
tanaman tomat = 1000 tanaman
·
Ukuran polybag
tanaman tomat = 35 x
40 cm
·
Jarak tanaman antar bedengan = 100 cm
·
Jarak antar tanaman = 50 cm
Optimasi
menggunakan metode Lagrange Multiplier
Fungsi tujuan :
P =
100 (y + 1) + 40y
= 140y + 100
L =
50 (x + 1) + 35x
85x + 50
Luas = P x L
= (140y + 100) x (85x +
50)
= 11900xy + 8500x +
7000y + 5000
Dimana x merupakan
jumlahtanaman dalam setiap bedengan dan y merupakan jumlah bedengan
Fungsi kendala : xy = 1000
LE = fungsi tujuan l(fungsi
kendala)
LE = 11900xy + 8500x + 7000y +
5000 + l(xy - 1000)
dLE/dx = 11900xy + 8500x + ly = 0
dLE/dy = 11900x + 7000 + lx =
0
dLE/dl = xy – 1000 = 0
xy = 1000 ; dimana x = 1000/y
dari persamaan (1),
dihasilkan perhitungan sebagai berikut
11900y + 8500 + ly = 0
(11900 + l)y + 8500 = 0
(11900 + l) = - (8500/y)
dari persamaan (2),
dihasilkan perhitungan sebagai berikut
11900x + 7000 + lx = 0
(11900 + l)x + 7000 = 0
(11900 + l) = - (7000/x)
Selanjutnya,
subtitusi persamaan (4) dengan persamaan (5), sehingga diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut
- (8500/y) = - (7000/x)
x =
14y/17
Subtitusi persamaan
(6) dengan persamaan (3), sehingga diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut
14y/17 = 1000/y
y =
34,87 ~ 35 bedengan, dan
x =
1000/y
= 1000/35
= 28,57 ~ 29 tanaman pada setiap bedengan
Sehingga diperoleh
panjang serta lebar untuk luas lahan tanaman didalam greenhouse sebagai berikut
Panjang = 140y + 100
= 140(35) +100
= 5000 cm
Lebar = 85x + 50
= 85(29) + 50
= 2515 cm
Luas lahan untuk
tanaman didalam greenhouse adalah 5000
x 2515 cm2
2. Analisis jarak antar bedengan dengan dinding samping,
belakang, depan
Total panjang untuk
media tanam = (PP x SB) + (JB x
(SB – 1))
=
( 40 x 35) cm + (100 x (35 – 1))cm
=
4800 cm
Keterangan : PP = panjang polybag
SB = jumlah bedengan
Jb = jarak antar bedengan
Sisa panjang lahan = (5000 – 4800) cm
= 200 cm ( jarak bedengan dengan dinding greenhouse bagian depan dan belakang).
Total lebar untuk media tanam = (LP x ST) + (JT x (ST – 1))
= (35 x 29) cm + (50 x (29 – 1)) cm
= 2415 cm
Keterangan : LP = Lebar polybag
ST = Jumlah tanaman
JT = Jarak tanaman
Sisa lebar lahan = (2515 – 2415) cm
= 100 cm (jarak bedengan dengan dinding greenhouse
bagian samping kanan dan kiri).
3. Analisis tinggi pondasi, ruang tanam, dan total serta
luas permukaan atap greenhouse
Tinggi pondasi dan
tingi ruang tanam
Greenhouse yang dirancang
direncanakan terbuat dari bahan non logam yaitu kayu. Berdasarkan SNI 2010
tentang konstruksi greenhouse, tinggi
pondasi adalah 0,2 m dan tinggi total ruang tanam, yaitu 2,5 – 4 m. Dalam
rancangan ini dipilih tinggi optimum ruang tanam yaitu 3 m.
Luas permukaan atap
Menurut Suhardiyanto (2006), sudut kemiringan optimum pada atap greenhouse tipe standard peak sekitar 25o – 30o. Dalam
perancangan ini dipilih sudut optimum, yaitu 25o. Berikut adalah
gambaran atap greenhouse tampak
depan.
Gambar 1
Atap segitiga pada greenhouse (tampak
depan)
Tan 25o = T/1257,5
T = 586,38 cm
T = 5,86 m
Dengan tinggi atap
seperti di atas, volume bagian atap diperoleh sebesar
V = ½ L x T x P
= ½ x 25,15 x 5,86 x 50
= 3.684,475 m3
Atap yang
direncanakan untuk perencanaan greenhouse
ini berbentuk setengah tabung dengan bagian sisi tabung berbentuk elips.
Berikut adalah perhitungan untuk menentukan luas permukaan atap yang minimun.
Gambar 2
Atap setengan tabung pada greenhouse
Volume atap segitiga = ½ volume atap setengah tabung
3.684,475 = ½ (П x a x b x P)
=
½ (П x a x 12,575 x 50)
3.684,475 = 987,638 a
a = 3,73 m
4. Menentukan ukuran pintu
Ukuran pintu ditentukan dengan tipe geser
dengan ukuran
Tinggi : 2 m (tinggi maksimum orang Indonesia)
Lebar :
2 m (berdasarkan SNI 2010)
5. Perhitungan luas permukaan keseluruhan greenhouse
Luas permukaan dinding:
LD = (2 x P x T) + (2 x L x T)
=
(2 x 50 x 3) + (2 x 25,15 x 3)
= 450,9 m2
Luas permukaan atap:
LA = (2 x ½ luas elips) + (luas selimut
tabung)
=
(luas elips) + (½ keliling elips x P)
=
(П x a x b) + (½ x ½ÐŸ( a + b) x p)
=
(П x 3,73 x 12,575) + (½ x ½ÐŸ (3,73 + 12, 575) x 50)
=
787,65 m2
LT = (450,9 +787,65) m2
=
1238,55 m2
Sehingga diperoleh
hasil rancangan greenhouse termasuk
kedalam rumah kasa besar karena luas permukaan kasa lebih dari 200 m2.
Hal ini diperkuat dengan data sebagai berikut:
Gambar 3 Spesifikasi
tenkin rancangan rumah tanman (greenhouse)
Berdasarkan lima
point analisis diatas, dapat dirumuskan bahwa ukuran greenhouse yang optimum dapat dilihat pada Tabel 1, yaitu
Tabel 1
Ukuran bagian – bagian greenhouse
Nama Bagian
|
Ukuran (m)
|
Lebar greenhouse
|
25,15
|
Panjang greenhouse
|
50
|
Tinggi dasar bangunan
|
0,5
|
Tinggi ruang bangunan
|
3
|
3,73
|
|
Tinggi total greenhouse
|
8,23
|
Tinggi pintu
|
2
|
Lebar pintu
|
2
|
DESAIN GREENHOUSE
Gambar 4
Desain greenhouse
Rancangan
Greenhouse untuk tanaman tomat menggunakan kriteria jarak tanam antar bedengan
100 cm dan jarak antar tanaman dalam bedengan 50 cm. Jarak tersebut dirasa
cukup untuk jalur pejalan kaki ketika bekerja di dalam greenhouse. Tanaman tomat yang dibudidayakan menggunakan polybag
dengan ukuran 35 x 40 cm. Jumlah tanaman yang ditanam sebanyak 1000 tanaman.
Perhitungan optimasi dilakukan dengan menggunakan persamaan Lagrange dan
dihasilkan jumlah bedengan sebanyak 35 dengan jumlah tanaman disetiap bedengan
sebanyak 29. Panjang greenhouse,
yaitu 50 m dan lebar 25,15 m sehingga luas lahan yang dibutuhkan 1257,5 m2.
Jarak antara tanaman dengan batas-batas greenhouse, yatu dinding juga dihitung.
Batas antara tanaman dengan dinding samping adalah 1 m dengan jarak dari sisi
kiri, yaitu 50 cm dan sisi kanan 50 cm. Batas antara tanaman dengan dinding
depan serta belakang adalah 1 m.
Menurut Suhardiyanto (2006), sudut kemiringan optimum pada atap greenhouse tipe standard peak sekitar 25o – 30o sehingga sudut
kemiringan yang digunakan adalah 25o. Adapun pertimbangan lainnya,
yaitu dengan semakin kecilnya sudut yang digunakan maka semakin kecil tinggi
dari bagian atap yang digunakan sehingga bahan yang digunakan juga akan semakin
sedikit (hemat). Dalam proses perhitungan, Atap segitiga digunakan sebagai acuan
pendekatan untuk menghitung volume atap greenhouse tipe single span standard peak. Bentuk atap dari tipe single
span standard peak adalah setengah
tabung silinder. Berdasarkan gambar 2 diperoleh tinggi dari atap single span standard peak yang akan digunakan, yaitu 3,73 m
dengan luas permukaan atap sebesar 787,65 m2. Untuk luas permukaan
dinding diperoleh hasil sebesar 450,9 m2 dimana tinggi dari diding bangunan
greenhouse yang digunakan adalah adalah
3 m. Tinggi ini disesuaikan dengan tinggi umum untuk orang indonesia. Rata rata
tinggi badan pada laki-laki adalah 167,9 ± 6,49 cm dimana tinggi badan terendah
adalah 151,2 cm dan tinggi badan tertinggi adalah 186,2. Sedangkan pada
perempuan rata-ratanya adalah 155, ± 5,22 cm dimana tinggi badan terendah
adalah 145,5 cm dan tinggi badan tertinggi adalah 168,3 cm (Asmiliaty E 2012). Sementara
tinggi dari pintu yang digunakan adalah 2 m.
Untuk bahan rangka pada ruang tanam yang akan digunakan yaitu balok kayu,
sedangkan rangka atap terbuat dari bambu. Bambu digunakan sebab mudah untuk
dilengkungan ketika proses pembentukan rangka atap. Bentuk rangka atap yang
digunakan adalah adalah setengah silinder. Selain itu, harga bambu tang tidak
terlalu mahal serta ketersediaannya yang banyak di Indonesia memudahkan untuk
proses pemesanan serta penggantian jika terjadi kerusakan. Sementara itu, Bahan
untuk dinding greenhouse adalah ramp
kawat. Ramp kawat digunakan karena dapat mencegah hama untuk masuk namun udara
dapat tetap masuk sehingga proses sirkulasi udara pada greenhouse tetap terjadi tanpa harus membuka pintu.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas H, Syam R, dan Jaelani B. 2015. Rancang bangun smart greenhouse sebagai tempat budidaya tanaman menggunakan solar cell sebagai sumber listrik. Proceeding Seminar Nasional Tahunan
Teknik Mesin XIV. Banjarmasin.
Alwi, M. (2011).
Analisis Kinematika dan Dinamika
Smart Green House Untuk Tanaman Hidroponik. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Asmiliaty, E. 2012. Model Prediksi Tinggi Badan Usia Dewasa Muda Dengan Menggunakan
Prediktor Panjang Depa. Skripsi Sarjana pada FKM UI Depok.
Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi sayuran di Indonesia. http://www.bps.go.id. [14 Desember 2011].
Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi sayuran di Indonesia. http://www.bps.go.id. [14 Desember 2011].
Suhardiyanto, H., M. Widyarti, F. Chrisfian, I.S. Muliawati. 2006. Analisis
ventilasi alamiah untuk modifikasi rumah kaca standard peak tipe curam. Jurnal
Keteknikan Pertanian. 20(2).
Standar Nasional Indonesia. 2010. SNI 1760 : 2010 Tentang Konstruksi
Greenhouse. Badan Standarisasi Nasional
Sumarni, E. 2007. Optirnasi Sudut Atap dan Tinggi Dinding pada Rumah Kaca
di Daerah Tropika dengan Algoritma Genetik (AG). Tesis. Program Studi Ilmu
Keteknikan Pertanian, Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. 106p.